Saturday, December 11, 2010

LOKASI IPAL LOSARI

MELALUI PENGKAJIAN AMDAL PEMBANGUNAN JALUR PIPA AIR LIMBAH DI KOTA MAKASSAR MAKA PERBAIKAN DERAJAT LINGKUNGAN DAN PELUANG KESEMPATAN KERJA BURUH LOKA

Aktifitas masyarakat dalam menggunakan air minum tentunya menghasilkan air limbah yang mengarah ke kawasan Pantai Losari yang merupakan ikon utama Kota Makassar. Melalui upaya pembangunan pipa air limbah dan IPAL ini maka tidak hanya berdampak kepada jumlah angkatan kerja buruh lokal tetapi juga meningkatnya derajat lingkungan dan kualitas kesehatan masyarakat umum khususnya anak-anak dan orang tua yang sangat rentan akan penyakit diare. Perilaku hidup bersih dan sehat sangatlah menentukan. Sayangnya, sebagian besar masyarakat perkotaan yang hidup di daerah kumuh belum menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan pakai sabun, meminum air yang telah dimasak, mengelola sampah dengan baik agar tidak terkontaminasi kuman, dan menggunakan jamban yang bertangki septik. Upaya pembangunan pipa air limbah dan IPAL ini tentunya diharapkan mengurangi kerugian akibat sanitasi yang buruk, laporan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 6,1 % per tahun, sayangnya akibat sanitasi yang buruk kita rugi 2,1 %.

Kecilnya alokasi anggaran untuk sektor sanitasi, menggambarkan minimnya perhatian pemerintah Daerah pada masalah sanitasi. Tidak terdapatnya institusi yang bertanggung jawab secara langsung kepada sanitasi perkotaan. Institusi pengelolaan sarana dan prasarana ini perlu dipertimbangkan alternatif seperti Perusda Air minum / PDAM, Badan Layanan Umum / Unit pengelola Teknis Dinas yang secara khusus dapat menjadi alternatif untuk mengelola sarana air limbah tersebut. Kebanyakan dari penentu kebijakan di kalangan eksekutif dan legislatif memiliki kesenjangan kapasitas dalam memahami betapa penting dan sangat mendesaknya penyediaan pelayanan bidang sanitasi bagi masyarakat. Disisi masyarakat pemahaman tentang sanitasi juga rendah, perilaku dan buruknya sanitasi masyarakat dikarenakan kurang mengenalnya pola hidup bersih dan merupakan kesenjangan yang nyata dalam memahami kesehatan lingkungan (hygiene) yang sehat, hal ini memperburuk kondisi lingkungan perkotaan. Upaya memperbaiki kesehatan dan lingkungan ini tentunya melewati suatu proses perkajian oleh seluruh komponen masyarakat.

Melalui tahapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) telah dikaji rencana pembangunan pipa air limbah dan IPAL di kawasan pantai Losari Makassar sebagai upaya memperbaiki kondisi lingkungan pantai kebanggaan kota terbesar di KTI.

Pada gambar di bawah ini hasil pemeriksaan nilai kualitas air di saluran outlet di kawasan pantai Losari. Gambar tersebut menunjukkan bahwa pencemaran telah melampaui batas ambang parameter BOD dan COD, hal ini menjadi ancaman bagi biota laut dan perairan pantai di kawasan pantai Losari.

Pemerintah (Pusat, Propinsi Sul-Sel dan Kota Makassar) dan masyarakat bersama - sama mewujudkan pantai Losari yang bersih indah dan bebas pencemaran. Olehnya itu direncanakan pengelolaan air limbah kota Makassar melalui pem-bangunan jalur pipa air limbah dan Instalasi Pengolahan air limbah/IPAL di kawasan Losari Kota Makassar. Pengkajian dampak penting dimulai dari tahapan perencanaan dan pelaksanaan yang banyak melibatkan peran masyarakat khususnya keterlibatan sebagai tenaga kerja buruh lokal untuk pemasangan pipa “tersier” dari rumah / pelanggan ke pipa penghantar air limbah.

Rencana Pemerintah Kota membangun IPAL mengolah limbah cair berkapasitas 10.000 m3/hari akan menempati lahan seluas ± 4 Hektar di sekitar bangunan Celebes Convention Centre (CCC) ini akan mengolah limbah cair yang berasal dari perumahan, perkantoran, perhotelan, restoran dan mall. Air hasil pengolahan akan digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk air baku intake PDAM dan keperluan lainya seperti hidran umum untuk masyarakat miskin. Kebutuhan sosialisasi kepada masyarakat yang dilewati pipa air limbah merupakan hal mutlak untuk menambah wawasan masyarakat umum agar rencana pelayanan air limbah dapat diterima baik oleh masyarakat.

Pembangunan ini diprakirakan akan menimbulkan dampak kualitas lingkungan fisik (debu, bising, kerusakan badan jalan, akses jalan terganggu) pada lokasi yang dilewatinya. Adapun kecamatan yang dilalui pipa air limbah meliputi Kelurahan kelurahan yang berada di 6 Kecamatan: Makassar, Mariso Ujung pandang, Tamalate, Mamajang dan Bontoala. Beberapa jalan jalan utama yang di lalui adalah sbb: Jl. Veteran selatan, Jl. Monginsidi, Jl. Dr Ratulangi, Jl. Lanto Dg Pasewang, Jl.Kakatua, Jl. Haji Bau, Jl. Penghibur dan Jl. sekitar Tanjung Bunga. Akibat dari pembangunan ini diperkirakan dapat terjadi perubahan sikap dan presepsi masyarakat akibat kegiatan tersebut seperti ancaman kesehatan dan keselamatan kerja serta peluang kerja.




Kegiatan selama masa konstruksi sarana ini diperkirakan dapat mengganggu adalah termasuk: (i) Mobilisasi dan demobilisasi pekerja, alat dan material, (ii) pembuatan jembatan pipa (iii) penggalian tanah dan pemasangan pipa (iv) penimbunan, pembersihan dan perbaikan konstruksi jalan.
Dalam pelaksanaan AMDAL tersebut yang sementara disiapkan oleh pihak pemrakasa (Dinas Tarkim Sul-Sel) terdapat rencana pengelolaan dan pemantauan sebelum, selama dan pasca kegiatan proyek yang seluruhnya masuk dalam laporan RKL (Rencana Kelola Lingkungan /RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan).

Donor yang mendukung kegiatan ini adalah: (i) Pemerintah Australia melalui “The Indonesia Infrastructure Initiative” (INDII) memberikan bantuan kepada Indonesia membiayai AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kawasan Losari (Sulawesi Selatan), (ii) ADB Asian Development Bank (ADB) berkomitmen untuk memberikan pinjaman senilai Rp 98 miliar untuk pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Losari.

Dalam hal ini sharing dan diskusi mengenai kemungkinan terjadi permasalahan dan kebutuhan masyarakat karena kegiatan ini akan difasilitasi oleh masing masing LPM Kelurahan (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) melalui Asosiasi /Forum LPM Kota Makassar. Institusi ini akan memfasilitasi dan “menekan” pemrakasa untuk dapat mendata dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat untuk dapat bekerja sebagai tenaga pekerja lokal. Dalam rapat Komisi Amdal Kota Makassar, kebutuhan sosialisasi dan diseminasi informasi kegiatan ini sangat diperlukan sebagai tambahan wawasan kepada tokoh masyarakat dan stakeholder terkait. Upaya sosialisasi secara berjenjang kepada seluruh elemen masyarakat agar diperoleh keberhasilan terhadap pelaksanan sambungan pipa air limbah ke rumah rumah ke jaringan pipa air limbah merupakan hal yang sangat penting. Ahirnya, sebuah Dokumen Perencanaan Strategis Sanitasi Daerah yang melibatkan seluruh stakeholder baik lintas sektoral maupun pelibatan seluruh unsur masyarakat adalah suatu hal yang mutlak. Dokumen ini termasuk mengatasi masalah lingkungan global dengan berbagai aktifitas lokal yang mendukung sanitasi daerah.

Contact Detail: Pandu Ageng, PDAM KOTA Makassar. Email: pandusuryo1967@yahoo.com

ETOS KERJA

Saturday, September 4, 2010

Sejarah Pimpinan Kolektif LKM Kemas Terpilih

Prosesi Pemilihan Pimpinan Kolektif

Pemungutan Suara
Perhitungan Suara


Dalam sesi pemungutan suara, diperoleh 11 nama dengan suara terbanyak secara berurut dari yang terbesar hingga terkeci. Namun dalam sesi ini terdapat 2 nama yang terjaring menyatakan mengundurkan diri yaitu Ir. Tasdin, S.Kom dan Muh. Fajri Raharjo, S.T. dengan alasan yang berbeda. Selain itu, terdapat pula tiga nama yang memiliki jumlah suara yang sama pada posisi ke-11. Hal ini segera dapat diselesaikan dengan mulus karena ketiga nama pada posisi 11 tersebut secara otomatis naik dengan adanya pengunduran diri 2 nama sebelumnya. Sehingga pada akhir sesi perhitungan suara diperoleh 11 nama definitif sebagai pimpinan kolektif LKM-Kemas.

Pimpinan Kolektif LKM Kemas Terpilih Berdasarkan Urutan Jumlah Suara Terbanyak adalah:

Ir. Syafaruddin

Drs. La Ele

Ir. Pandu Suryo, M.Sc.

Jusman Karim, S.Ag.

Mersi

Nasiah

Imelda

Nurhaedah H.S.

Zulkarnaen, S.H.

Hamzah

Lantau , B.B.A.

Terbentuknya LKM Kemas

Terbentuknya LKM Kemas
Acara Pembukaan

Acara yang dinantikan itupun tiba dengan beredarnya undangan kepada 50 nama yang menjadi kandidat pimpinan kolektif LKM. Pada tanggal 3 Desember 2008 pukul 20.00 bertempat di Gedung Prima Adiyaksa Jl. Veteran Selatan No. 92 dilaksanakanlah acara pembentukan pimpinan kolektif LKM-Kemas yang dihadiri oleh 50 orang utusan dari 5 ORW se-Kelurahan Maricaya Selatan, Bapak Lurah Maricaya Selatan Drs. Syarifuddin, Ketua LPM-Kemas Partono Soemaryo, Para Ketua ORW se-Kelurahan Marsel, Para Tokoh Masyarakat, Konsultan Manajemen Wilayah Sulsel-Sulbar Sultan Bapak Sultan, S.Sos., M.Si, PJOK Mamajang, Fasilitator Tim 16 dan sejumlah masyarakat yang ingin menyaksikan acara ini.

Peserta Musyawarah Nampak Serius Mengikuti Acara

Acara yang dipandu oleh MC Muh. Fajri Raharjo ini diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan selanjutnya sambutan I oleh Ketua LPM-Kemas Bapak Partono Soemaryo, S.E. serta sambutan II oleh Lurah Marsel Bapak Drs. Syarifuddin sekaligus membuka acara ini secara resmi. Pada sesi pemilihan pimpinan kolektif LKM Kemas, acara dipimpin oleh presidium sidang yang telah dipilih yaitu Ir. Pandu Suryo, M.Sc, Ir. Syafaruddin dan Jusman Karim, S.Ag. Prosesi pemilihan diawali dengan pembacaan AD/ART dan Tata Terbit Musyawarah yang berakhir dengan kata sepakat setuju dengan isi dari kedua hal tersebut di atas.

Sejarah terbentuknya LKM KEMAS / Perjalanan Panjang

LKM KEMAS
Perjalanan Panjang
Perjalanan panjang mewarnai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Kelurahan Maricaya Selatan (Kemas). Betapa tidak, kurang lebih 6 bulan waktu yang dibutuhkan mulai dari tahap sosialisasi di tingkat basis RT hingga terbentuknya Pimpinan Kolektif LKM yang diberi nama LKM-Kemas. Enam bulan yang lalu, tepat bulan Juni 2008 bertempat di rumah Ketua LPM Kemas, Bapak Partono Soemaryo dilakukan acara silaturrahmi antara fasilitator dari Tim 16 PNPM dengan para Anggota LPM Kemas dan Tokoh Masyarakat Kelurahan Maricaya Selatan. Dalam acara ini juga dilakukan sosialisasi tentang program PNPM serta mekanisme pembentukan LKM di tingkat Kelurahan Maricaya Selatan.

Ketika itu, yang ada dalam benak segenap anggota LPM adalah sebuah pertanyaan yang kalau dibahasakan kurang lebih berbunyi "Makhluk apa lagi yang dinamakan PNPM itu?". Hal ini wajar saja karena program serupa pernah dilaksanakan di Maricaya Selatan (Marsel), dengan nama P2KP. Setelah melalui diskusi yang cukup alot akhirnya disepakati bahwa atas nama warga Kelurahan Maricaya Selatan (Kemas) LPM Kemas menerima program PNPM ini untuk dilaksanakan.

Gerak langkah untuk melaksanakan program inipun mulai bergulir dengan kegiatan-kegiatan sosialisasi di tingkat RT dan RW. Sosialisasi program ini pertama kali dilaksanakan di RW 4 bertempat di Sekretariat LPM Kemas Lantai III Kantor Kelurahan Maricaya Selatan. jumlah warga yang hadir saat itu cukup memberikan gambaran antusiasme warga menyambut program PNPM ini. Terlebih lagi dalam sesi acara tanya jawab, fasilitator kewalahan memberikan tanggapan atas beberapa pertanyaan warga yang begitu kritis dan bersemangat. Ya, sebuah proses pembelajaran tengah berlangsung. Ini adalah pertanda awal yang baik.

Kegiatan sosialisasi ini tidak berhenti sampai di sini. Fasilitator bekerja ekstra keras lagi karena harus menghadiri beberapa acara yang sudah rutin dilaksanakan oleh warga setiap bulannya seperti Arisan PKK Kemas, Pengajian Majelis Taklim Ibu-ibu di MT Khairunnisaa', MT Babussalam, MT Baitul Aman. Sosialisasi terus berlangsung seakan tak akan berakhir, padahal diharapkan dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah bisa dilakukan kegiatan Rembug Masyarakat. Pada tahap inilah waktu begitu banyak terbuang sehingga hampir saja semangat yang begitu tinggi untuk merealisasikan program hilang karena urung rembug belum terlaksana. Untung saja ada momentum yang dapat mengembalikan semangat itu sehingga disepakati untuk melakukan penjaringan bakal calon anggota pimpinan kolektif LKM-Kemas di tingkat basis RW sebanyak masing-masing 10 orang.




Penjaringan Bakal Calon di Tingkat Basis (ORW 4) - Fasilitator (Idawaty)

Prosesi ini berlangsung kurang lebih 2 minggu yang diakhiri oleh penjaringan bakal calon di ORW 4 pada tanggal 1 Desember 2008 sehingga terdapat 50 nama utusan bakal calon di tingkat Kelurahan Maricaya Selatan.

Sejarah Blog LKM Kemas dimulai oleh Sdr MUH. FAJRI RAHARJO

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Weblog Lembaga Keswadayaan Masyarakat Kelurahan Maricaya Selatan (LKM-Kemas) ini hadir dimulai oleh webblog yang diprakarsai oleh Sdr Fajrin Raharjo. Upaya ini dalam rangka membangun transparansi dan akuntabilitas dari program-program yang menjadi suara masyarakat yang diwadahi oleh Pimpinan Kolektif LKM-Kemas. Saran dan Kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan. Silahkan kirim email ke alamat kami :

Sekali lagi terima kasih Fajrin / Aji http://www.ajiraharjo.co.cc/

Salam Berkarya!

Admin

Jadwal 2 Rapat khusus. Upaya yang tiada kenal henti

Jadwal 2 Rapat khusus. Upaya yang tiada kenal henti

Senin, 15 Desember 2008 - Pukul 20.00 s/d 23.00 wita
Tempat : Rumah Ketua ORW 2 Bpk H. Damingyono
Peserta : Pimpinan Kolektif dengan para relewan dan tokoh masyarakat
Agenda : membicarakan Sekretaris, Dewan Pengawas, Komisi Kerja dan Personalia Unit Pengelola Kegiatan (UPK, UPL dan UPS).

Jumat, 19 Desember 2008 - Pukul 14.00 s/d 17.30 wita
Tempat : Kantor Lurah Marsel
Peserta : Anggota LKM, LPM dan Tokoh Masyarakat
Agenda : Penyusunan PJM Pronangkis

PNPM Mandiri Perkotaan Logo

PNPM Mandiri Perkotaan
Logo PNPM Mandiri menggambarkan simbol bunga yang sedang mekar yang merepresentasikan tingkat kemajuan masyarakat. Bunga ini terdiri dari tiga buah kelopak yang diartikan sebagai tiga tahapan proses pemberdayaan, yaitu tahap pembelajaran, kemandirian, dan keberlanjutan.
Penggunaan warna pada logo PNPM Mandiri mengandung arti
sebagai berikut:
• Biru laut (Cyan:68, Magenta:15) melambangkan pelayanan publik,
• Hijau daun (Cyan:45, Yellow:75) melambangkan kesejahteraan, dan
• Oranye keemasan (Cyan:5, Magenta:56, Yellow:83) melambangkan kemuliaan.

Secara keseluruhan warna-warna pada logo mengandung arti
bahwa dengan pelayanan publik yang baik akan tercipta
kesejahteraan yang pada akhirnya menuju pada kemuliaan (melalui peningkatan harkat, martabat, dan derajat manusia).
Tulisan PNPM Mandiri juga mengandung arti bahwa program ini dirancang secara nasional sebagai upaya pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian.

Thursday, August 26, 2010

Menerima order pemindahan barang dari pasar ke gudang

Kendaraan roda tiga sangat dibutuhkan dalam menggerakkan ekonomi warga masyarakat khususnya warga miskin. Untuk tahap awal, masukkan data warga yang ingin mengunakan kendaraan ini untuk mengangkut sampah rumah tangga. Diharapkan upaya ini mengangkat kondisi lingkungan menjadi lebih bersih. Daftarkan nama anda untuk dilayani pengankutan sampah dirumah ta. Hub: Sukardi : 081 242 426 446 dan 08193 3950 855.

Sunday, August 22, 2010

Kemajuan di bidang transportasi umum

Transportasi menjadi kebutuhan masyarakat miskin sejak lama. Walaupun tidak menjadi prioritas pemerintah daerah. Potensi becak di banyak daerah akan tergusur oleh moda transportasi baru yaitu Bentor (becak motor). Dengan adanya motor roda tiga maka kebutuhan transportasi si miskin akan terjangkau. Trima kasih PNPM - MP.

Saturday, August 21, 2010

Mhn Izin Pak Angko Facebook | Foto Angko HasAn

Facebook | Foto Angko HasAn
Blogged with the Flock Browser

Mohon izin HH ambil foto u. blog dr Facebook | Foto Hamdana Halo

Facebook | Foto Hamdana Halo
Blogged with the Flock Browser

PNPM makassar - Google Search


Blogged with the Flock Browser

Facebook | Foto Niarudin Mandaya - foto

Facebook | Foto Niarudin Mandaya - foto
Blogged with the Flock Browser

Facebook | Foto Muhammad Fadli Rusman - Coacing UPL

Facebook | Foto Muhammad Fadli Rusman - Coacing UPL
Blogged with the Flock Browser

sumber Facebook | Foto Muhammad Fadli Rusman - saat Coacing UPL

Facebook | Foto Muhammad Fadli Rusman - Coacing UPL
Blogged with the Flock Browser

View Larger Map

motor roda tiga baru milik LKM Kemas siap beroperasi (foto Amiruddin Mandaya Agustus 2010)

Facebook | Foto Amiruddin Mandaya - k
Blogged with the Flock Browser

Saturday, August 7, 2010

Sasaran dan Rencana Strategis Penanggulangan Kemiskinan

Berdasarkan hasil rembug warga dan hasil pemetaan swadaya, maka penyebab kemiskinan di Kelurahan Maricaya Selatan melingkupi 3 (tiga) aspek penting :

1. Permasalahan di bidang Sosial dan Pendidikan
Secara umum permasalahan warga miskin di bidang sosial (kesehatan dan pendidikan) dan lingkungan adalah:
a. Pemahaman warga masih rendah akan pentingnya kesehatan
b. Fasilitas kesehatan yang masih terbatas
c. Biaya pengobatan mahal
d. Biaya pendidikan mahal (sulit dijangkau oleh warga miskin)
e. Banyak warga miskin jompo hidup sebatang kara dan tidak ada tunjangan/bantuan social yang tetap
f. Banyaknya pengangguran usia produktif (17-40 tahun)

2. Permasalahan di bidang Ekonomi
Permasalahan warga miskin di bidang ekonomi sangat terkait dengan tingkat pendapatan yaitu :
a. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman warga akan pengelolaan usaha
b. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman warga akan pemasaran produk
c. Kurangnya keterampilan warga akan usaha produktif
d. Lapangan kerja yang terbatas
e. Kurangnya modal usaha



3. Permasalahan di bidang Lingkungan.
Permasalahan di bidang ini sangat terkait dengan kondisi dan prasarana dasar lingkungan yaitu :
a. Warga miskin tidak memiliki dana untuk memperbaiki rumahnya
b. Masih ada warga miskin tidak memiliki rumah sendiri atau numpang
c. Kesadaran warga akan pentingnya kesehatan lingkungan masih rendah
d. Masih terbatasnya sarana dan prasarana jalan
e. Drainase masih kurang atau terbatas



Uraian kegiatan social belum lengkap


Yang paling parah ?


Sebagai bahan lokakarya

Yang akan disusun adalah PJM Kelurahan

Semua bahan musrembang dapat dimasukkan

Ketua Rw memberikan data / lokasi yang akan di ukurdan difoto





















SASARAN DAN RENCANA STRATEGIS
PENANGGULANGAN KEMISKINAN


Sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan
Sasaran penanggulangan kemiskinan ditetapkan berdasarkan dari hasil Pemetaan Swadaya (PS) dan kajian-kajian persoalan kemiskinan di tingkat komunitas, yang menghasilkan gambaran potensi dan permasalahan di tingkat kelurahan. Hasil PS ini kemudian rembugkan oleh warga untuk menghasilkan urutan prioritas pemecahan masalah dan optimalisasi potensi warga dalam pemecahannya. Setelah itu dipertegas dalam lokakarya kelurahan untuk menghasilkan PJM pronangkis yang mana hasilnya akan didapatkan urutan kebutuhan program yang mendesak. Sebelum PJM Pronangkis disahkan oleh pihak kelurahan maka diadakan konsultasi/sosialisasi publik dalam rangka memberikan ruang dan waktu kepada masyarakat luas untuk memberikan tanggapan maupun kritikan yang bermanfaat bagi pembenahan dan penyempurnaan PJM Pronangkis yang ada.

Dari rangkaian kegiatan di atas, maka sasaran penanggulangan kemiskinan Kelurahan Maricaya Selatan fokus pada 5 (lima) isu strategis di tingkat warga yaitu :
a. Pemulihan kembali nilai-nilai universal kemanusiaan dan prinsip-prinsip kemasyarakatan sebagai upaya untuk mendukung kokohnya budaya kebersamaan dan semangat keswadayaan;
b. Melakukan upaya perintisan kerjasama dengan pihak-pihak eksternal melalui kemitraan strategis dan produktif;
c. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) warga melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan pelatihan dalam rangka pemantapan hard skill warga potensial;
d. Pembentukan dan penguatan lembaga keuangan di tingkat warga (Koperasi, UPK-LKM, KSM, Industri RT, dll) yang berpihak kepada warga miskin;
e. Pengadaan, rehabilitasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar lingkungan dan pemukiman sebagai penunjang terpeliharanya lingkungan fisik yang higienis sebagai ajang interaksi warga.

Rencana Strategis
Untuk mendukung tercapainya keberhasilan penanggulangan kemiskinan, maka tentunya diperlukan sebuah rencana strategis yang diformulasi secara terencana dan realistis dilakukan. Rencana strategis Kelurahan Maricaya Selatan dalam menanggulangi kermiskinan adalah berlandaskan pada aspek-aspek pokok sebagai berikut :

a. Partisipasi
Seiring dengan perubahan paradigma pembangunan yang mana salah satu misinya adalah membangun partisipasi warga, mengapa ? karena umumnya masyarakat hanya dijadikan alat untuk legitimasi dari kepentingan kelompok elit. Kondisi ini tercermin dari kegiatan pengerahan masyarakat untuk mencapai kepentingan-kepentingan sesaat, oleh karena itu dalam pengorganisasian masyarakat harus di upayakan keterlibatan semua pihak terutama masyarakat miskin. Partisipasi yang diharapkan adalah partisipasi aktif dari warga sehingga akan melahirkan perasaan memiliki dari organisasi/ kegiatan yang akan di bangun. Definisi tentang partisipasi yang akan dikenalkan sekaligus diejawantahkan adalah tidak sekadar sebagai ikut sertanya warga atau adanya keterlibatan warga dalam berbagai proses kegiatan pemberdayaan dan pembangunan dimana ia tinggal, melainkan partisipasi yang mendorongnya menjadi “pelaku utama” pada setiap upaya pembengunan dan pemberdayaan yang dilakukannya.

b. Keswadayaan
Persoalan kemiskinan adalah persoalan bersama, bukan saja persoalan warga miskin tetapi juga menjadi persoalan warga masyarakat secara keseluruhan. Karena menjadi persoalan bersama maka akan menjadi tanggung jawab warga secara keseluruhan. Dengan prinsip ini maka hal pokok yang harus dilakukan adalah menanggulangi kemiskinan dengan menyelesaikan secara mandiri melalui keswadayaan dan tanpa selalu mengharapkan bantuan dari luar.

Filosofi dasar yang hendak dikonstruksi dan dibudayakan adalah kemandirian di atas potensi dengan pengerahan sumberdaya yang ada di masyarakat. Keswadayaan adalah energi sosial yang mampu menunjang akselerasi penyelesaian masalah. Keswadayaan dapat tumbuh berkembang jika dalam masyarakat itu tumbuh pula modal sosial dan kerapatan sosial antarwarga. Salah satu komponen modal sosial yang paling penting dan dibutuhkan dalam menumbuhkan keswadayaan adalah kebersamaan yang diawali dari pulihnya nilai dan prinsip kesaling-tergantungan, saling membutuhkan dan saling melengkapi antara satu dengan lainnya.

c. Berkelanjutan
Proses pemberdayaan melalui pengorganisasian masyarakat harus di laksanakan secara sistematis dan terencana, apabila tujuannya adalah untuk meningkatkan posisi tawar masyarakat. Oleh sebab itu dalam melaksanakan pengorganisasian masyarakat harus mampu memunculkan relawan masyarakat dan pengorganisasian lokal, karena merekalah yang akan meneruskan dan mengembangkan sehingga kegiatan atau program ini terjamin keberlanjutannya. Dalam rangka mendukung keberlanjutan proses pemberdayaan untuk terciptanya perubahan yang lebih signifikan terhadap perbaikan kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka menjadi penting perlunya tumbuh dan berkembang relawan-relawan warga secara alamiah dan sistematis.

LKM dan masyarakat secara keseluruhan memiliki tanggung jawab yang sama, yakni bagaimana mengawal dan mewujudkan terjadinya proses transformasi dari “proyek” menjadi “program”. Tugas ini tidak mudah kecuali masyarakat secara kolektif memiliki kesamaan pikir, kesamaan sikap dan kesamaan tindak terhadap upaya mewujudkan perubahan. Tumbuh kembangnya relawan warga sebagai pengawal sekaligus pendamping berkelanjutan terhadap upaya pemberdayaan yang sistematis di tingkat komunitasnya sangat membutuhkan keteladanan dan motivasi yang kuat.


d. Kemitraan
Bahwa persoalan kemiskinan secara khusus dan persoalan yang menyangkut aspek lain pada umumnya merupakan tanggung jawab multipihak. Setiap kelurahan memiliki keterbatasan yang nyata dalam mengurai persoalannya secara cepat dan menyeluruh, kendati terdapat pula pelbagai sumberdaya sebagai aset yang dapat diorientasikan untuk mengatasi persoalan yang ada di masyarakat. Sadar akan keterbatasan yang ada tersebut dan guna menguatnya kepentingan kolektif di tingkat warga/komunitas untuk dapat menyelesaikan masalahnya, maka salah satu strategi penting yang harus dilakukan adalah melakukan kerjasama lintas pihak melalui gerakan kemitraan (channeling) dengan berbagai lembaga di luar lembaga LKM.

Salah satu agenda penanggulangan kemiskinan adalah sejauhmana warga dapat merintis dan membangun hubungan kemitraan dengan berbagai pihak. Harapan PJM Pronangkis adalah dapat memiliki nilai optimal untuk direalisasikan tentunya dengan membangun hubungan kemtiraan yang luas baik dengan pihak pemerintah, kelompok peduli dan lembaga-lembaga perbankan yang memiliki potensi produktif untuk diajak bekerja sama.

Patut diketahui dan disadari bahwa prasyarat paling mendasar dalam melakukan kemitraan dengan lembaga di luar LKM adalah tetap tumbuh terawatnya kepercayaan terhadap anggota LKM. Terpercaya antaranggotanya sendiri, terpercaya oleh masyarakat yang memilihnya dan terpercaya oleh lembaga-lembaga eksternal sebagai potensi yang dapat dimitrakan dalam upaya penanggulangan berbagai bentuk persoalan di tingkat masyarakat. Tantangan terbesar saat ini, esok, dan ke depan adalah bagaimana memelihara survivalitas lembaga LKM di tengah-tengah masyarakat yang memilih dan membangunnya agar proses pemberdayaan dengan kawalan LKM sebagai lembaga amanah dapat tetap terselenggara dengan baik dengan hasil yang signifikan.

VISI DAN MISI LKM KEMAS

VISI
“Membangun kebersamaan untuk mandiri dengan mewujudkan LKM KEMAS sebagai lembaga masyarakat Kelurahan Maricaya Selatanyang terpercaya dan mandiri dalam penanggulangan kemiskinan”


MISI
• Membangun kebersamaan melalui musyawarah dan mufakat
• Pimpinan kolektif LKM KEMAS mendahulukan kepentingan masyarakat miskin dari
pada kepentingan pribadi dan kelompok
• Menjunjung tinggi dan menghormati segala keputusan berdasarkan hasil
musyawarah mufakat
• Menjalin hubungan kemitraan yang saling menguntungkan
• Memanfaatkan potensi sumber daya untuk dikembangkan dalam persaingan.